KUIS keberagaman budaya
kelas XI ips 2
31 Mar 2020
30 Mar 2020
XI IPS !
Persebaran wilayah rawan bencana alam di Indonesia.
Bencana atau disaster merupakan suatu peristiwa yang mengancam kehidupan mahluk hidup disekitarnya. Bencana dapat dibagi menjadi bencana alam dan bencana sosial. Bencana alam merupakan bencana yang disebabkan oleh fenomena alam. Indonesia merupakan negara dengan tingkat kerentanan bencana alam yang tinggi. Setiap tahun berbagai bencana alam sering terjadi baik ketika musim hujan maupun kemarau.
Gempa Bumi
Gempa bumi yang paling membahayakan adalah gempa tektonik atau karena pergeseran lempeng tektonik. Gempa tektonik banyak terjadi di daerah zona subduksi atau patahan. Daerah tersebut adalah Aceh, Padang, Nias, Jambi, Bengkulu, Lampung. Tasikmalaya, Jogjakarta, Sulawesi, Maluku dan Papua.
Erupsi
Erupsi adalah peristiwa meletusnya gunung api. Daerah-daerah yang berada disekitar gunung api aktif termasuk zona rawan bencana ini seperti Gunung Sinabung, Merapi, Tangkubanperahu, Lokon, Kelud, Semeru, Bromo dan Soputan.
Longsor
Longsor adalah pergerakan tanah di daerah yang curam. Semua daerah yang berada di lereng bukit memiliki potensi longsor contohnya di Banjarnegara, Wonosobo, Ponorogo, Ciwidey dan Purworejo. Longsor sering terjadi di Indonesia karena curah hujan yang tinggi.
Banjir
Banjir banyak terjadi saat musim hujan tiba. Biasanya banjir terjadi di daerah dataran rendah atau daerah yang dialiri sungai seperti Jakarta, Bandung dan Bekasi. Banjir juga bisa diakibatkan oleh pasang laut (banjir rob) seperti di daerah Semarang.
Tsunami
Tsunami dipicu dari adanya gempa runtuhan di dasar laut atau erupsi gunung api di laut. Daerah yang menghadap samudera luas berpotensi terkena tsunami seperti pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Kekeringan
Kekeringan disebabkan oleh musim kemarau panjang atau karena anomali cuaca seperti El Nino. Daerah rawan kekeringan di Indonesia diantaranya Gunung Kidul, Pacitan, Sulawesi Tengah dan Lombok.
Kebakaran lahan
Kebakaran lahan banyak terjadi di daerah yang banyak hutan gambut seperti Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Riau, Sumatera Selatan dan Jambu.
Gas Beracun
Gas beracun berasal dari gejala post vulkanik seperti di Kawah Domas, Ijen dan Dieng. Gas beracun ini tidak berasa dan berbau sehingga agak sulit dideteksi oleh manusia.
Angin Puting Beliung
X IPS 2
1. Troposfer
- Lapisan terbawah dari atmosfer dan paling dekat dengan permukaan bumi
- Ketinggian sekitar 0 – 12 km di atas permukaan bumi -> khatulistiwa: kurang dari 16 km (800C); daerah sedang: sekitar 11 km (540C); daerah kutub: sekitar 8 km (460C)
- Terjadi peristiwa cuaca dan iklim -> perubahan suhu, angin, tekanan udara, dan kelembaban udara
- Untuk perubahan suhu -> setiap naik 100 m dari permukaan bumi, suhu udara turun ± 0,60C
- 80% dari seluruh gas penyusun atmosfer berada di lapisan atmosfer ini
- Lapisan troposfer terdiri atas:
- Lapisan planetair: 0 – 1 km
- Lapisan konveksi: 1 – 8 km
- Lapisan tropopause: 8 – 12 km -> pembatas antara troposfer dengan stratosfer; kegiatan udara secara vertikal terhenti
2. Stratosfer
- Ketinggian sekitar 12 – 50 km di atas permukaan bumi
- Adanya proses inversi suhu -> ketinggian bertambah, suhu udara meningkat
- Hampir terbebas dari fenomena cuaca atau iklim -> uap air, debu atmosfer, dan khususnya kondisi awan sehingga ideal untuk pesawat terbang
- Konsentrasi gas ozon tertinggi ada di lapisan atmosfer ini, yaitu di ketinggian 20 km
- Lapisan stratosfer terdiri atas:
- Lapisan isometris: 12 – 20 km
- Lapisan inversi: 20 – 35 km
- Lapisan inversi kuat: 35 – 50 km
- Lapisan stratopause: pembatas antara stratosfer dan mesosfer
3. Mesosfer
- Ketinggian sekitar 50 – 80 km di atas permukaan bumi
- Fungsinya:
- Melindungi bumi dari benda – benda luar angkasa -> contohnya meteor yang akan terbakar melewati lapisan ini
- Sebagai penghantar gelombang elektromagnetik -> sinyal radio, televisi, telefon
- Pendingin radiasi ultraviolet
- Suhu udara tidak stabil -> semakin ke atas suhu udara menurun; penurunan sekitar 0,40C setiap kenaikan ketinggian 100 meter
- Suhunya rendah sekitar -500C sampai -700C
- Terdapat pembentukan awan noktilusen di lapisan mesosfer dekat kutub
- Lapisan mesopause: lapisan atmosfer pembatas antara mesosfer dengan termosfer
4. Termosfer (Ionosfer)
- Ketinggian sekitar 80 – 700 km
- Adanya ionisasi partikel – partikel yang memberikan efek refleksi gelombang radio (ionosfer) -> akibat radiasi sinar X dan sinar ultraviolet dari matahari
- Rata – rata suhu sekitar 5000C – 2.0000C
- Suhu meningkat di lapisan termosfer yang lebih rendah -> sekitar 200 – 300 km
- Aurora terjadi di termosfer
- Lapisan termopause (exobase): pembatas termosfer dan eksosfer
5. Eksosfer
- Ketinggian lebih dari 700 km dari permukaan bumi
- Fungsi: merefleksikan cahara matahari -> cahaya matahari zodiacal
- Suhu mencapai 2.2000C
- Pergerakan molekul hidrogren cepat -> tekanan radiasi sinar matahari lebih kuat dibandingkan tarikan gravitasi bumi
- Dinamakan disipasisfer atau rang antar planet dan geostasioner
- Di lapisan atmosfer ini tidak terdapat tekanan udara
Fungsi/Manfaat Atmosfer
Atmosfer menjadi bagian penting bagi kelayakan kehidupan di bumi. Poin penting dalam fungsi atmosfer adalah melindungi bumi dari radiasi-radiasi matahari yang berbahaya. Dalam proses penyinaran matahari, sekitar 34% panas matahari dipantulkan kembali ke angkasa oleh atmosfer, 19% diserap atmosfer, dan 47% mencapai permukaan bumi. Atmosfer juga memiliki manfaat yang lain seperti berikut.
- Pengatur Cuaca
- Atmosfer dapat mengurangi radiasi matahari menuju bumi -> contohnya pengurangan radiasi sinar ultraviolet
- Dampaknya dari pengaturan radiasi matahari adalah kondisi suhu udara
- Siklus Hidrologi
- Atmosfer menjadi media dalam rangkaian siklus hidrologi -> penampung air sehingga air dapat didistribusikan secara merata
- Contohnya perbedaan akan siklus hidrologi pendek, sedang, dan panjang.
- Penyedia Gas
- Atmosfer tersusun dari banyak gas -> beberapa gas dibutuhkan oleh makhluk hidup
- Contohnya: gas oksigen dibutuhkan manusia dan hewan, sedangkan karbon dioksida dibutuhkan tumbuhan
- Tata Surya
- Berperan untuk melindungi bumi dari benda luar angkasa -> misalnya meteor yang akan jatuh ke bumi
- Memantulkan gelombang elektromagnetik
Gejala Optik Atmosfer
- Faktor: adanya interaksi antara cahaya matahari atau bulan dengan unsur-unsur yang terdapat di atmosfer -> interaksi dapat berupa penyebaran, pemantulan, atau pembiasan
- Contoh:
- 22 Degree Halo -> pembiasan cahaya matahari dan bulan dari kristal es pada ketinggian yang tinggi
- Alpenglow -> pembiasan saat matahari terbenam sehingga langit terlihat berwarna merah muda (biasanya di pegunungan)
- Aurora -> pembiasan cahaya matahari yang bentuknya tidak teratur karena matahari tertutup oleh awan cumulonimbus
- Green flashes -> pembiasan warna hijau pada spektrum cahaya di atmosfer saat matahari terbit atau tenggelam
- Zodiac light -> pemantulan cahaya dari planet lain, debu, atau asteroid di tata surya pada malam hari
Pemanasan tidak langsung dapat terjadi dengan cara-cara sebagai berikut:
- Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara bagian bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas pada lapisan udara diatasnya. Molekul udara yang sudah panas mempengaruhi molekul udara yang belum panas sehingga menjadi sama-sama panas.
- Konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal keatas. Penyebaran panas ini terjadi akibat gerakan udara secara vertikal, sehingga udara diatasnya yang belum panas akan menjadi panas karena pengaruh udara dibawahnya yang sudah panas.
- Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal. Penyebaran panas ini terjadi karena gerakan udara panas secara horizontal dan menyebabkan udara disekitarnya menjadi panas.
- Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur dan berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan kembali ke atmosfer.
Pemanasan secara langsung dapat terjadi melalui beberapa proses sebagai berikut:
- Proses absorbsi adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnya sinar gama, sinar-X dan ultraviolet. Unsur-unsur yang menyerap radiasi matahari tersebut adalah oksigen, nitrogen, ozon, hidrogen dan debu.
- Proses refleksi adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapi dipantulkan kembali ke angkasa oleh butir-butir air (H2O), awan dan partikel-partikel lain di atmosfer.
- Proses difusi ialah sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek biru dan embayung berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan langit berwarna biru.
27 Mar 2020
XI IPS 2
Persebaran
wilayah rawan bencana alam di Indonesia.
Bencana
atau disaster merupakan suatu peristiwa yang mengancam
kehidupan mahluk hidup disekitarnya. Bencana dapat dibagi menjadi bencana alam
dan bencana sosial. Bencana alam merupakan bencana yang disebabkan oleh
fenomena alam. Indonesia merupakan negara dengan tingkat kerentanan bencana
alam yang tinggi. Setiap tahun berbagai bencana alam sering terjadi baik ketika
musim hujan maupun kemarau.
Gempa Bumi
Gempa bumi yang paling membahayakan adalah
gempa tektonik atau karena pergeseran lempeng tektonik. Gempa tektonik banyak
terjadi di daerah zona subduksi atau patahan. Daerah tersebut adalah Aceh, Padang,
Nias, Jambi, Bengkulu, Lampung. Tasikmalaya, Jogjakarta, Sulawesi, Maluku dan
Papua.
Erupsi
Erupsi adalah peristiwa meletusnya gunung
api. Daerah-daerah yang berada disekitar gunung api aktif termasuk zona rawan
bencana ini seperti Gunung Sinabung, Merapi, Tangkubanperahu, Lokon, Kelud,
Semeru, Bromo dan Soputan.
Longsor
Longsor adalah pergerakan tanah di daerah
yang curam. Semua daerah yang berada di lereng bukit memiliki potensi longsor
contohnya di Banjarnegara, Wonosobo, Ponorogo, Ciwidey dan Purworejo. Longsor
sering terjadi di Indonesia karena curah hujan yang tinggi.
Banjir
Banjir banyak
terjadi saat musim hujan tiba. Biasanya banjir terjadi di daerah dataran rendah
atau daerah yang dialiri sungai seperti Jakarta, Bandung dan Bekasi. Banjir
juga bisa diakibatkan oleh pasang laut (banjir rob) seperti di daerah Semarang.
Tsunami
Tsunami dipicu dari adanya gempa runtuhan
di dasar laut atau erupsi gunung api di laut. Daerah yang menghadap samudera
luas berpotensi terkena tsunami seperti pantai barat Sumatera, pantai selatan
Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Kekeringan
Kekeringan disebabkan oleh musim kemarau
panjang atau karena anomali cuaca seperti El Nino. Daerah rawan kekeringan di
Indonesia diantaranya Gunung Kidul, Pacitan, Sulawesi Tengah dan Lombok.
Kebakaran lahan
Kebakaran lahan banyak terjadi di daerah
yang banyak hutan gambut seperti Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Riau,
Sumatera Selatan dan Jambu.
Gas Beracun
Gas beracun berasal dari gejala post
vulkanik seperti di Kawah Domas, Ijen dan Dieng. Gas beracun ini tidak berasa
dan berbau sehingga agak sulit dideteksi oleh manusia.
Angin Puting
Beliung
26 Mar 2020
X IPS 1
Klasifikasi Iklim
- Iklim
Matahari
- Iklim
Tipe A (Iklim Hujan Tropis)
- Iklim
Tipe B (Iklim Kering)
- Iklim
Tipe C (Iklim Sedang Hangat)
- Iklim
Tipe D (Iklim Salju Dingin)
- Iklim
Tipe E (Iklim Kutub)
Penjelasannya
Iklim suatu wilayah
ditentukan lima faktor utama, yaitu garis lintang, angin utama, massa daratan
atau benua, arus samudra, serta topografi. Berdasarkan faktor-faktor itu, para
ahli iklim mengklasifikasikan iklim di Bumi menjadi beberapa tipe, antara lain
sebagai berikut.
1.
Iklim
Matahari
Klasifikasi iklim
Matahari didasarkan pada faktor garis lintang. Perbedaan garis-garis lintang di
permukaan Bumi berpengaruh terhadap jumlah energi sinar matahari yang
ditemuinya. Keadaan ini menyebabkan suhu udara di wilayah lintang rendah
(khatulistiwa) lebih panas dibanding wilayah lintang tinggi (kutub)
2.
Iklim Menurut Koppen
Pada tahun 1900, Wladimir
Koppen, seorang ahli klimatologi Jerman mengklasifikasikan iklim dunia menjadi
lima kelompok. Klasifikasi iklim yang dilakukannya berdasarkan curah hujan dan
suhu udara. Selain itu, juga mempertimbangkan vegetasi dan penyebaran jenis
tanah.
Sistem klasifikasinya
disusun dengan menggunakan huruf besar dan kecil. Setiap kelompok menggunakan
simbol satu huruf besar. Sedang subkelompok menggunakan dua huruf, yaitu
gabungan huruf besar dan kecil. Klasifikasi iklim menurut Koppen, yaitu kelima
kelompok iklim tipe A, B, C, D, dan E.
·
Iklim Tipe A (Iklim Hujan Tropis)
Wilayah beriklim tipe A
memiliki curah hujan tinggi, penguapan tinggi (rata-rata 70 cm3/tahun), dan
suhu udara bulanan rata-rata di atas 18° C. Curah hujan tahunan lebih dari
penguapan tahunan, tidak ada musim dingin. Wilayah beriklim tipe A
dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut.
- Iklim tipe Af memiliki suhu udara panas dan
curah hujan tinggi sepanjang tahun. Di wilayah beriklim tipe A terdapat
banyak hutan hujan tropik. Contoh: wilayah Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
Wilayah beriklim tipe Af memiliki ciri:
- a) hutan sangat lebat dan heterogen
(bermacam-macam tanaman);
- b) terdapat banyak tumbuhan panjat; serta
- c) terdapat jenis tumbuhan seperti pakis,
palem, dan anggrek.
- Iklim tipe Am, memiliki suhu udara panas,
musim hujan, dan musim kemarau yang kering. Batas antara musim hujan dan
kemarau tegas. Wilayah beriklim tipe Am antara lain terdapat di Jawa
Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian selatan. Wilayah
beriklim tipe Am memiliki ciri:
- a) curah hujan tergantung musim;
- b) jenis tanaman pendek dan homogen; serta
- c) hutan homogen yang menggugurkan daunnya
ketika kemarau.
- Iklim tipe Aw, memiliki suhu udara panas,
musim hujan, dan musim kemarau yang lebih panjang dibandingkan dengan
musim hujan. Wilayah beriklim tipe Aw terdapat di wilayah Jawa Timur,
Madura, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan,
Kepulauan Aru, dan Papua bagian selatan. Wilayah beriklim tipe Aw memiliki
ciri:
- a) hutan berbentuk sabana (savana);
- b) jenis tumbuhan padang rumput dan semak
belukar; dan
- c) pohonnya berjenis rendah.
·
Iklim Tipe B (Iklim Kering)
Ciri Iklim tipe B adalah
penguapan tinggi dengan curah hujan rendah (rata-rata 25,5 mm/tahun) sehingga
sepanjang tahun penguapan lebih besar daripada curah hujan. Tidak terdapat
surplus air. Di wilayah beriklim tipe B tidak terdapat sungai yang permanen.
Wilayah beriklim tipe B dibedakan menjadi tipe Bs (iklim stepa) dan tipe Bw
(iklim gurun).
·
Iklim Tipe C (Iklim Sedang Hangat)
Iklim tipe C mengalami
empat musim, yaitu musim dingin, semi, gugur, dan panas. Suhu udara rata-rata
bulan terdingin adalah (–3)°C – (–8)°C. Terdapat paling sedikit satu bulan yang
bersuhu udara rata-rata 10° C. Iklim tipe C dibedakan menjadi tiga, sebagai
berikut.
- Iklim tipe Cw, yaitu iklim sedang basah (humid mesothermal) dengan
musim dingin yang kering.
- Iklim tipe Cs, yaitu iklim sedang basah
dengan musim panas yang kering.
- Iklim tipe Cf, yaitu iklim sedang basah
dengan hujan dalam semua bulan.
·
Iklim Tipe D (Iklim Salju Dingin)
Iklim tipe D merupakan
iklim hutan salju dengan suhu udara rata-rata bulan terdingin < –3° C dan
suhu udara rata-rata bulan terpanas > 10° C. Iklim tipe D dibedakan menjadi
dua:
- Iklim tipe Df, yaitu iklim hutan salju dingin
dengan semua bulan lembap.
- Wilayah beriklim tipe Dw, yaitu iklim hutan
salju dingin dengan musim dingin yang kering.
·
Iklim Tipe E (Iklim Kutub)
Wilayah beriklim tipe E
mempunyai ciri tidak mengenal musim panas, terdapat salju abadi dan padang
lumut. Suhu udara tidak pernah melebihi 10° C. Wilayah beriklim tipe E
dibedakan atas tipe Et (iklim tundra) dan tipe Ef (iklim kutub dengan salju
abadi). Iklim tipe E terdapat di daerah Arktik dan Antartika.
24 Mar 2020
X ips 1
carilah rumus yang berkenaan dgn
1. temperatur atau suhu udara
2. tekanan udara
3. kelembapan relatif
beri masing-masing contoh soalnya 2
1. temperatur atau suhu udara
2. tekanan udara
3. kelembapan relatif
beri masing-masing contoh soalnya 2
23 Mar 2020
X ips 3
carilah rumus yang berkenaan dgn
1. temperatur atau suhu udara
2. tekanan udara
3. kelembapan relatif
beri masing-masing contoh soalnya 2
1. temperatur atau suhu udara
2. tekanan udara
3. kelembapan relatif
beri masing-masing contoh soalnya 2
X IPS 2
Fungsi/Manfaat Atmosfer
Atmosfer menjadi bagian penting bagi kelayakan kehidupan di bumi. Poin penting dalam fungsi atmosfer adalah melindungi bumi dari radiasi-radiasi matahari yang berbahaya. Dalam proses penyinaran matahari, sekitar 34% panas matahari dipantulkan kembali ke angkasa oleh atmosfer, 19% diserap atmosfer, dan 47% mencapai permukaan bumi. Atmosfer juga memiliki manfaat yang lain seperti berikut.
- Pengatur Cuaca
- Atmosfer dapat mengurangi radiasi matahari menuju bumi -> contohnya pengurangan radiasi sinar ultraviolet
- Dampaknya dari pengaturan radiasi matahari adalah kondisi suhu udara
- Siklus Hidrologi
- Atmosfer menjadi media dalam rangkaian siklus hidrologi -> penampung air sehingga air dapat didistribusikan secara merata
- Contohnya perbedaan akan siklus hidrologi pendek, sedang, dan panjang.
- Penyedia Gas
- Atmosfer tersusun dari banyak gas -> beberapa gas dibutuhkan oleh makhluk hidup
- Contohnya: gas oksigen dibutuhkan manusia dan hewan, sedangkan karbon dioksida dibutuhkan tumbuhan
- Tata Surya
- Berperan untuk melindungi bumi dari benda luar angkasa -> misalnya meteor yang akan jatuh ke bumi
- Memantulkan gelombang elektromagnetik
Kita sederhanakan fungsi dari lapisan atmosfer:
- Pelindung bumi. Apa yang dilindungi? Melindungi agar suhu bumi tetap stabil dan menjaga agar cuaca dan kelembaban udara di dalam bumi juga tetap stabil.
- Penyeimbang dan penyeimbang keadaan di dalam dan di luar bumi.
- Mengurangi rasa panas yang diberikan langsung oleh cahaya matahari.
- Melindungi bumi dari serangan meteor-meteor atau benda-benda luar angkasa.
- Menjaga agar grafitasi bumi tetap stabil.
Gejala Optik Atmosfer
- Faktor: adanya interaksi antara cahaya matahari atau bulan dengan unsur-unsur yang terdapat di atmosfer -> interaksi dapat berupa penyebaran, pemantulan, atau pembiasan
- Contoh:
- 22 Degree Halo -> pembiasan cahaya matahari dan bulan dari kristal es pada ketinggian yang tinggi
- Alpenglow -> pembiasan saat matahari terbenam sehingga langit terlihat berwarna merah muda (biasanya di pegunungan)
- Aurora -> pembiasan cahaya matahari yang bentuknya tidak teratur karena matahari tertutup oleh awan cumulonimbus
- Green flashes -> pembiasan warna hijau pada spektrum cahaya di atmosfer saat matahari terbit atau tenggelam
- Zodiac light -> pemantulan cahaya dari planet lain, debu, atau asteroid di tata surya pada malam hari
1. suhu atau temperatur alat pengukurnya termometer
Faktor-faktor yang meyebabkan perbedaan suhu udara, antara lain sebaga berikut.
1. Sudut Datang Sinar Matahari
2. Lamanya Penyinaran Matahari
3. Ketinggian Tempat
4. Kejernihan Atmosfer
5. Jarak ke Laut
2. tekanan udara alat pengukurnya barometer2. Lamanya Penyinaran Matahari
3. Ketinggian Tempat
4. Kejernihan Atmosfer
5. Jarak ke Laut
3. kelembapan udara alat pengukurnya hygrometer
komponen utama yang sangat penting dari segi cuaca dan iklim. Hal itu disebabkan sebagai berikut.
- Besarnya uap air merupakan potensi terjadinya hujan {presipitasi).
- Uap air mempunyai sifat menyerap radiasi sehingga menentukan cepatnya kehilangan panas. Dengan demikian uap air ikut mengatur temperatur.
- Makin besar uap air di dalam udara, makin besar jumlah energi potensial yang tersedia di dalam atmosfer dan merupakan sumber atau awal terjadinya hujan angin (storm = badai).
5. curah hujan alat pengukurnya penakar hujan
6. per - awanan
Pemanasan secara langsung dapat terjadi melalui beberapa proses sebagai berikut:
- Proses absorbsi adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnya sinar gama, sinar-X dan ultraviolet. Unsur-unsur yang menyerap radiasi matahari tersebut adalah oksigen, nitrogen, ozon, hidrogen dan debu.
- Proses refleksi adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapi dipantulkan kembali ke angkasa oleh butir-butir air (H2O), awan dan partikel-partikel lain di atmosfer.
- Proses difusi ialah sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek biru dan embayung berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan langit berwarna biru.
Pemanasan tidak langsung dapat terjadi dengan cara-cara sebagai berikut:
- Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara bagian bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas pada lapisan udara diatasnya. Molekul udara yang sudah panas mempengaruhi molekul udara yang belum panas sehingga menjadi sama-sama panas.
- Konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal keatas. Penyebaran panas ini terjadi akibat gerakan udara secara vertikal, sehingga udara diatasnya yang belum panas akan menjadi panas karena pengaruh udara dibawahnya yang sudah panas.
- Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal. Penyebaran panas ini terjadi karena gerakan udara panas secara horizontal dan menyebabkan udara disekitarnya menjadi panas.
- Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur dan berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan kembali ke atmosfer.
20 Mar 2020
XI ips 1
Pertemuan pertama
Mengenal Jenis dan Karakteristik Bencana di
Indonesia
1. Pengertian
Bencana Alam
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
Tentang Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa bencana merupakan peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan penghidupan
masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana alam adalah bencana
yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa oleh alam. Pada
umumnya bencana alam terjadi karena adanya perubahan pada kondisi alam baik
secara perlahan maupun secara ekstrem. Selain itu, bencana alam dapat terjadi
karena ada faktor campur tangan manusia yang tidak bertanggungjawab, misalnya
penebangan pohon berlebihan yang menyebabkan tanah longsor.
2. Klasifikasi Bencana Alam
Bencana alam dapat
diklasifikasikan menjadi 3 jenis meliputi:
2.1 Bencana Alam Geologis
Bencana alam geologis merupakan
bencana alam yang terjadi di permukaan bumi. Contoh bencana alam geologis yaitu
gempa bumi, tanah longsor, tsunami, gunung meletus, dan lain sebagainya.
2.2 Bencana Alam Meteorologis
/ Klimatologis
Bencana alam meteorologis
merupakan bencana alam yang terjadi karena perubahan iklim yang ekstrem. Contoh
bencana alam meteorologis yaitu kekeringan, banjir, angin puting beliung, dan
lain sebagainya.
2.3 Bencana Alam
Ekstraterestrial
Bencana alam ekstraterestrial
merupakan bencana alam yang terjadi karena benda dari luar angkasa. Bencana
alam ini tergolong bencana alam yang paling jarang terjadi. Contoh bencana alam
ekstraterestrial yaitu badai matahari.
3. Macam-Macam Bencana Alam
Berikut ini beberapa
macam bencana alam yang sering terjadi di berbagai daerah:
3.1 Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan bencana
alam di mana timbulnya guncangan/ getaran pada permukaan bumi yang disebabkan
oleh pelepasan energi dari dalam bumi secara tiba-tiba. Energi ini dapat
berasal dari tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, aktivitas gunung
berapi, runtuhan batuan, dan lain sebagainya. Besarnya kekuatan gempa bumi ini
dapat diukur menggunakan alat Seismometer.
Jenis-jenis gempa bumi:
- Gempa
bumi tektonik (pergeseran lempeng tektonik)
- Gempa
bumi tumbukan (jatuhnya meteor atau asteroid)
- Gempa
bumi reruntuhan (daerah kapur, pertambangan)
- Gempa
bumi vulkanik (aktivitas magma sebelum gunung meletus)
3.2 Banjir
Banjir merupakan salah satu
bencana alam di mana daratan tergenang oleh air secara berlebihan. Bencana alam
hidrometeorologis ini umumnya terjadi karena intensitas hujan yang tinggi
sehingga menyebabkan aliran air sungai meluap. Selain itu, faktor lain yang
menyebabkan banjir adalah perilaku manusia yang tidak bertanggungjawab
(penggundulan hutan, membuang sampah sembarangan, dan lain sebagainya).
Berbagai hal mengenai banjir dibahas mendalam pada artikel “Pengertian, Jenis, Dampak, dan Pengendalian Banjir“.
3.3 Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan
peristiwa gerakan massa tanah dan atau batuan yang menuruni lereng karena
adanya gangguan kestabilan batuan dan tanah penyusun lereng tersebut. Bencana
alam ini terjadi karena adanya faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor
pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri,
sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material
tersebut.
Post test
Apa
yang dimaksud dengan mitigasi?
XI IPS 2,
Penanggulangan Bencana
Penanggulangan Bencana
Dalam konteks bencana, dikenal dua macam
yaitu:
1.
Bencana alam yang merupakan suatu serangkaian
peristiwa bencana yang disebabkan oleh fakto alam, yaitu berupa gempa, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan tanah longsor, dll.
2.
Bencana sosial merupakan suatu bencana yang
diakibatkan oleh manusia, seperti konflik social, penyakit masyarakat dan
teror. Mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan sebagai
suatu titik tolak utama dari manajemen bencana.
Indonesia adalah salah satu negara
yang paling rentan bencana di dunia. Indonesia terletak di titik perpotongan
tiga lempeng tektonik benua dan memiliki jumlah gunung berapi aktif yang
terbanyak di dunia. Gempa bumi sering terjadi di Indonesia dan Indonesia pun
beresiko tinggi atas letusan gunung berapi, tsunami, banjir, tanah longsor,
kebakaran hutan, dan, di beberapa daerah di Indonesia, kekeringan serta
kerusuhan massa.
Sebelum, selama, dan setelah bencana,
IDEP bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk membantu meningkatkan daya
tahan masyarakat terhadap bencana. Pada masa bencana, IDEP bekerja sama dengan
mitra-mitra setempat yang memiliki jaringan nasional, agar masyarakat setempat
mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan, dalam waktu sesegera mungkin. Seperti
dengan semua program IDEP lainnya, tujuan Penanggulangan Bencana IDEP adalah,
"membantu masyarakat untuk membantu diri mereka sendiri". Kami
mencapai tujuan ini melalui peningkatan kapasitas masyarakat, percontohan, dan
pendidikan praktik secara langsung.
Misi IDEP untuk program
Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) ialah membangun daya tahan
masyarakat setempat terhadap bencana, dalam cara-cara yang berkelanjutan.
1.
Menjangkau daerah bencana dalam 3 x
24 jam
4.
Membangun jaringan bersama mitra di
lapangan
Pemerintah Indonesia membentuk Badan
Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP). Badan yang didirikan pada 20 Agustus
1945 ini berfokus pada kondisi situasi perang pasca kemerdekaan Indonesia.
Badan ini bertugas untuk menolong para korban perang dan keluarga korban semasa
perang kemerdekaan.
Pemerintah membentuk Badan
Pertimbangan Penanggulangan Bencana Alam Pusat (BP2BAP) melalui Keputusan
Presiden Nomor 256 Tahun 1966. Penanggung jawab untuk lembaga ini adalah
Menteri Sosial. Aktivitas BP2BAP berperan pada penanggulangan tanggap darurat
dan bantuan korban bencana. Melalui keputusan ini, paradigma penanggulangan
bencana berkembang tidak hanya berfokus pada bencana yang disebabkan manusia
tetapi juga bencana alam.
Bencana tidak hanya
disebabkan karena alam tetapi juga non alam serta sosial. Bencana non alam
seperti kecelakaan transportasi, kegagalan teknologi, dan konflik sosial
mewarnai pemikiran penanggulangan bencana pada periode ini. Hal tersebut yang
melatarbelakangi penyempurnaan Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana
Alam menjadi Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas PB).
Melalui Keputusan Presiden Nomor 43 Tahun 1990, lingkup tugas dari Bakornas PB
diperluas dan tidak hanya berfokus pada bencana alam tetapi juga non alam dan
sosial. Hal ini ditegaskan kembali dengan Keputusan Presiden Nomor 106 Tahun
1999. Penanggulangan bencana memerlukan penanganan lintas sektor, lintas
pelaku, dan lintas disiplin yang terkoordinasi.
Tugas dan fungsi BNPB adalah sebagai berikut :
Tugas:
1. memberikan pedoman
dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan
bencana, penanganan keadaan darurat bencana, rehabilitasi, dan rekonstruksi
secara adil dan setara;
2. menetapkan
standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan
peraturan perundang-undangan;
3. menyampaikan
informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada masyarakat;
4. melaporkan
penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden setiap sebulan sekali
dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;
5. menggunakan
dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional dan internasional;
6. mempertanggungjawabkan
penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
7. melaksanakan
kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
8. menyusun
pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Fungsi:
1. perumusan dan
penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan
bertindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien; dan
2. pengoordinasian
pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan
menyeluruh.
Selain itu apabila
terjadi bencana nasional, BNPB melaksanakan fungsi komando dalam penanganan
status keadaan darurat bencana dan keadaan tertentu. Dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya, BNPB dikoordinasikan oleh kementerian yang menyelenggarakan
koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan kementerian dalam
penyelenggaraan pemerintahan di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan.
Langganan:
Postingan (Atom)