Klasifikasi Iklim
- Iklim
Matahari
- Iklim
Tipe A (Iklim Hujan Tropis)
- Iklim
Tipe B (Iklim Kering)
- Iklim
Tipe C (Iklim Sedang Hangat)
- Iklim
Tipe D (Iklim Salju Dingin)
- Iklim
Tipe E (Iklim Kutub)
Penjelasannya
Iklim suatu wilayah
ditentukan lima faktor utama, yaitu garis lintang, angin utama, massa daratan
atau benua, arus samudra, serta topografi. Berdasarkan faktor-faktor itu, para
ahli iklim mengklasifikasikan iklim di Bumi menjadi beberapa tipe, antara lain
sebagai berikut.
1.
Iklim
Matahari
Klasifikasi iklim
Matahari didasarkan pada faktor garis lintang. Perbedaan garis-garis lintang di
permukaan Bumi berpengaruh terhadap jumlah energi sinar matahari yang
ditemuinya. Keadaan ini menyebabkan suhu udara di wilayah lintang rendah
(khatulistiwa) lebih panas dibanding wilayah lintang tinggi (kutub)
2.
Iklim Menurut Koppen
Pada tahun 1900, Wladimir
Koppen, seorang ahli klimatologi Jerman mengklasifikasikan iklim dunia menjadi
lima kelompok. Klasifikasi iklim yang dilakukannya berdasarkan curah hujan dan
suhu udara. Selain itu, juga mempertimbangkan vegetasi dan penyebaran jenis
tanah.
Sistem klasifikasinya
disusun dengan menggunakan huruf besar dan kecil. Setiap kelompok menggunakan
simbol satu huruf besar. Sedang subkelompok menggunakan dua huruf, yaitu
gabungan huruf besar dan kecil. Klasifikasi iklim menurut Koppen, yaitu kelima
kelompok iklim tipe A, B, C, D, dan E.
·
Iklim Tipe A (Iklim Hujan Tropis)
Wilayah beriklim tipe A
memiliki curah hujan tinggi, penguapan tinggi (rata-rata 70 cm3/tahun), dan
suhu udara bulanan rata-rata di atas 18° C. Curah hujan tahunan lebih dari
penguapan tahunan, tidak ada musim dingin. Wilayah beriklim tipe A
dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut.
- Iklim tipe Af memiliki suhu udara panas dan
curah hujan tinggi sepanjang tahun. Di wilayah beriklim tipe A terdapat
banyak hutan hujan tropik. Contoh: wilayah Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
Wilayah beriklim tipe Af memiliki ciri:
- a) hutan sangat lebat dan heterogen
(bermacam-macam tanaman);
- b) terdapat banyak tumbuhan panjat; serta
- c) terdapat jenis tumbuhan seperti pakis,
palem, dan anggrek.
- Iklim tipe Am, memiliki suhu udara panas,
musim hujan, dan musim kemarau yang kering. Batas antara musim hujan dan
kemarau tegas. Wilayah beriklim tipe Am antara lain terdapat di Jawa
Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian selatan. Wilayah
beriklim tipe Am memiliki ciri:
- a) curah hujan tergantung musim;
- b) jenis tanaman pendek dan homogen; serta
- c) hutan homogen yang menggugurkan daunnya
ketika kemarau.
- Iklim tipe Aw, memiliki suhu udara panas,
musim hujan, dan musim kemarau yang lebih panjang dibandingkan dengan
musim hujan. Wilayah beriklim tipe Aw terdapat di wilayah Jawa Timur,
Madura, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan,
Kepulauan Aru, dan Papua bagian selatan. Wilayah beriklim tipe Aw memiliki
ciri:
- a) hutan berbentuk sabana (savana);
- b) jenis tumbuhan padang rumput dan semak
belukar; dan
- c) pohonnya berjenis rendah.
·
Iklim Tipe B (Iklim Kering)
Ciri Iklim tipe B adalah
penguapan tinggi dengan curah hujan rendah (rata-rata 25,5 mm/tahun) sehingga
sepanjang tahun penguapan lebih besar daripada curah hujan. Tidak terdapat
surplus air. Di wilayah beriklim tipe B tidak terdapat sungai yang permanen.
Wilayah beriklim tipe B dibedakan menjadi tipe Bs (iklim stepa) dan tipe Bw
(iklim gurun).
·
Iklim Tipe C (Iklim Sedang Hangat)
Iklim tipe C mengalami
empat musim, yaitu musim dingin, semi, gugur, dan panas. Suhu udara rata-rata
bulan terdingin adalah (–3)°C – (–8)°C. Terdapat paling sedikit satu bulan yang
bersuhu udara rata-rata 10° C. Iklim tipe C dibedakan menjadi tiga, sebagai
berikut.
- Iklim tipe Cw, yaitu iklim sedang basah (humid mesothermal) dengan
musim dingin yang kering.
- Iklim tipe Cs, yaitu iklim sedang basah
dengan musim panas yang kering.
- Iklim tipe Cf, yaitu iklim sedang basah
dengan hujan dalam semua bulan.
·
Iklim Tipe D (Iklim Salju Dingin)
Iklim tipe D merupakan
iklim hutan salju dengan suhu udara rata-rata bulan terdingin < –3° C dan
suhu udara rata-rata bulan terpanas > 10° C. Iklim tipe D dibedakan menjadi
dua:
- Iklim tipe Df, yaitu iklim hutan salju dingin
dengan semua bulan lembap.
- Wilayah beriklim tipe Dw, yaitu iklim hutan
salju dingin dengan musim dingin yang kering.
·
Iklim Tipe E (Iklim Kutub)
Wilayah beriklim tipe E
mempunyai ciri tidak mengenal musim panas, terdapat salju abadi dan padang
lumut. Suhu udara tidak pernah melebihi 10° C. Wilayah beriklim tipe E
dibedakan atas tipe Et (iklim tundra) dan tipe Ef (iklim kutub dengan salju
abadi). Iklim tipe E terdapat di daerah Arktik dan Antartika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar